Bejad! Kepala Sekolah MI di Purbalingga Cabuli Siswanya, Modusnya Menjijikan
Dok : Polres Purbalingga
NEAJURNAL-Seorang Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah mencabuli siswanya yang masih berusia 14 tahun.
Tersangka berinisial TN (51) yang telah berstatus sebagai PNS tersebut mencabuli FH (14) yang juga berjenis kelamin laki-laki.
Kapolres Purbalingga, AKBP Era Johny Kurniawan dalam konferensi pers Rabu (24/8/2022) mengatakan, tersangka mencabuli korban berulang kali sejak bulan Juli tahun 2019 dan terakhir Kamis, 14 Juli 2022 lalu.
"Pada hari Kamis, 14 Juli 2022 sekitar pukul 14.50 WIB, tersangka menjemput korban dan mengajaknya ke rumah saudaranya di Desa Karangreja. Saat pemilik rumah pergi ke masjid untuk shalat Asar, tersangka mengajak korban ke dalam kamar lalu mencabulinya,” jelas Era.l, melansir kompas.
Sebelum melakukan aksinya, tersangka mengiming-imingi korban uang Rp 50 ribu. Namun setelah nafsu bejatnya tersalurkan, korban hanya diberi uang Rp 20 ribu.
Kasus ini pun akhirnya terungkap pada tanggal 28 Juli 2022. Korban yang sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah tiba-tiba mengeluh sakit sehingga diantar ke Puskesmas terdekat oleh guru kelas.
“Dari hasil pemeriksaan dokter bahwa korban mengalami sakit di alat kelaminnya. Karena guru mencurigai ada sesuatu yang disembunyikan, selanjutnya berkoordinasi dengan Dinas Sosial,” ujar Era.
Usai menjalani sejumlah visum, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Purbalingga terus melakukan pendalaman terhadap korban hingga terbongkarlah kasus ini.
"Dari pengakuan pelaku dan korban, kejadian tersebut sudah dilakukan selama tiga tahun. Dan dari pengembangan didapati satu orang korban lain yang saat ini berumur 20 tahun berjenis kelamin laki-laki namun sudah tidak tinggal di Purbalingga," jelasnya.
Tersangka dijerat dengan Pasal Pasal 82 ayat (1) dan (2) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 32 UU RI Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
“Ancaman hukuman minimal lima tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh orang tua, wali, pengasuh anak, pendidik atau tenaga pendidik maka pidananya ditambah 1/3 dari ancaman pidana," jelasnya.